Selasa, 04 Juni 2013

Infeksi Perinatal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu 1/3 terjadi dalam 1 bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 % kematian neonatal ini terjadi pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat. Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 per 1.000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi daripada golongan terkaya sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup. Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi saluran pernafasan akut, diare dan tetanus, lebih sering terjadi pada kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin ini terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan. Perubahan perilaku merupakan penyebab langsung kematian bayi dan balita sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah, dibandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki perilaku keluarga dan masyarakat, termasuk upaya mencari pelayanan kesehatan serta memperbaiki akses, memperkuat mutu manajemen terpadu penyakit bayi dan balita, memperbaiki kesehatan lingkungan termasuk air bersih dan sanitasi, pengendalian penyakit menular, dan pemenuhan gizi yang cukup. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa neonatal, intranatal dan postnatal. Infeksi pada bayi baru lahir lebih sering ditemukan pada BBLR. Infeksi juga lebih sering ditemukan pada bayi yang lahir di rumah sakit dibanding dengan bayi yang lahir diluar rumah sakit. Bayi baru lahir mendapat kekebalan (imunitas) transplasenta terhadap kuman yang berasal dari ibunya. Sesudah lahir, bayi terpapar dengan kuman yang juga berasal dari orang lain. Terhadap kuman yang berasal dari orang lain ini bayi tidak memiliki imunitas. B. Macam - macam infeksi pada neonatus 1. Tetanus neonatorum 2. CMV 3. Virus herpes simplex C. Etiologi Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri seperti Escherichia coli, Pseudomonas pyocyaneus, Klebsielia, Staphylococcus aureus, dan Coccus gonococcus. Infeksi ini bisa terjadi pada saat antenatal, intranatal, dan postnatal. 1. Infeksi antenatal Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan ketika kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu, lalu masuk melewati plasenta dan akhirnya ke dalam sirkulasi darah umbilikus. Riwayat kehamilan yang meningkatkan resiko bayi terinfeksi, diantaranya adalah infeksi pada ibu selama kehamilan seperti TORCH,ekslampsia,diabetes melitus, penyakit bawaan pada ibu. 2. Infeksi intranatal Infeksi terjadi pada masa persalinan. Infeksi ini sering terjadi ketika mikroorganisme masuk dari vagina, lalu naik dan kemudian masuk ke dalam rongga amnion, biasanya setelah selaput ketuban pecah. Ketuban yang pecah lebih dari 12 jam akan menjadi penyebab timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat terjadi pula walaupun air ketuban belum pecah,yaitu pada partus lama yang sering dilakukan manipulasi vagina, termasuk periksa dalam dan kromilage (melebarkan jalan lahir dengan jari penolong). Infeksi dapat pula terjadi melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina, misalnya pada Blennorhoe. 3. Infeksi postnatal Infeksi pada periode postnatal dapat terjadi setelah bayi lahir lengkap, misalnya melalui kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril, tindakan yang tidak antiseptik atau dapat pula terjadi akibat infeksi silang, misalnya pada tetanus neonatorum, omfalitis dan lain-lain. D. Diagnosis Diagnosis infeksi tidak mudah karena tanda khas seperti yang terdapat pada bayi lebih tua sering kali tidak ditemukan, diagnosis dapat dibuat dengan pengamatan yang cermat. Diagnosis dini dapat dibuat apabila terdapat kelainan tingkah laku bayi dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum. E. Insiden Sepsis neonatorium adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir. Terjadi kurang dari 1% pada bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab 30% kematian pada bayi baru lahir. Infeksi bakteri ini 5x lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2x lebih sering menyerang bayi laki-laki. Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih, kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit). Penyebabnya adalah infeksi bakteri. Beberapa kasus sepsis pada bayi baru lahir yang disebut dengan sepsis neonatorum dapat disebabkan oleh faktor ibu. Mikroorganisme memasuki tubuh bayi melalui ibu selama kehamilan atau proses kelahiran, seperti perdarahan, demam atau infeksi pada ibu, ketuban pecah lebih dari 12 jam sebelum persalinan, dan proses persalinan yang lama. Risiko terjadinya sepsis meningkat pada kasus ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan atau infeksi pada ibu. F. Tanda dan Gejala Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut : 1. Bayi malas minum 2. Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi 3. Frekuensi pernapasan meningkat 4. Berat badan menurun. 5. Pergerakan kurang 6. Muntah 7. Diare 8. Sklerema dan oedema 9. Perdarahan, ikterus dan kejang 10. Suhu tubuh dapat jormal, hipotermia, atau hipertermi. G. Jenis Infeksi karena bakteri pada bayi baru lahir dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu sebagai berikut : 1. Infeksi bakteri sistemik Apabila bayi tampak mengantuk/letargi atau tidak sadar, kejang disertai satu tanda infeksi, gangguan nafas, malas minum atau tidak bisa minum dengan atau tanpa muntah, bagian tubuh merah dan mengeras,ubun-ubun cembung, suhu bisa panas atau dingin. 2. Infeksi bakteri lokal berat Apabila ditemukan nanah didaerah mata,telinga, tali pusat atau umbilikus kemerahan dan meluas sampai kekulit perut,bernanah serta ada kerusakan kulit . 3. Infeksi bakteri lokal Apabila ada nanah keluar dari mata dalam jumlah sedikit,daerah tali pusat dan umbilikus kemerahan, berbau busuk dan terjadi sedikit kerusakan kulit. H. Komplikasi 1. Hipoglikemia, asidosis metabolik 2. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial 3. Ikterus/kern ikterus I. Penanganan Penanganan secara umum bayi yang mengalami infeksi, diantaranya adalah : 1. mempertahankan tubuh bayi tetap hangat 2. ASI tetap diberikan atau diberi air gula 3. injeksi antibiotik berspektrum luas sesuai dosis dan terarah 4. perawatan sumber infeksi. Pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak terarah dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tahan terhadap antibiotik serta tumbuhnya jamur yang berlebihan seperti candida albicans. Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri sistemik, adalah sebagai berikut : a. Lakukan penanganan kejang apabila ditemukan tanda dan gejala kejang b. Lakukan penanganan gangguan pernafasan bila dijumpai gangguan pernafasan c. Lakukan penanganan hipotermi apabila ditemukan hipotermi d. Pertahankan kadar gula darah agar tidak turun e. Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler f. Beri penjelasan ibu agar bayi tetap hangat g. Lakukan rujukan segera. Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal berat, adalah sebagai berikut: a. Berikan dosis antibiotik pertama secara intramuskuler b. Berikan antiseptik lokal sesuai daerah yang terkena. Pengobatan pada klasifikasi infeksi bakteri lokal, adalah sebagai berikut : 1) Berikan dosis antibiotik pertama secara oral. 2) Berikan penjelasan dan ajari ibu cara perawatan infeksi lokal 3) Lakukan asuhan dasar bayi muda 4) Berikan penjelasan kapan sebaiknya bayi dibawa ke petugas kesehatan 5) Berikan penjelasan kunjungan ulang setelah hari kedua. J. Konseling untuk keluarga 1. Konseling keluarga pada bayi dengan infeksi mata : a. Cuci tangan sebelum mengobati b. Bersihkan kedua mata tiga kali sehari dengan kapas atau kain basah dengan air hangat c. Berikan salep/tetes mata tetrasiklin pada kedua mata d. Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai kemerahan sembuh. 2. Konseling keluarga untuk pengobatan infeksi kulit atau pusar di rumah : a. Cuci tangan sebelum mengobati b. Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara hati-hati c. Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering d. Oleskan Gentian Violet 0,5% atau proviodin iodine atau salep yang mengandung neomisin dan basitrasin e. Cuci tangan setelah selesai pengobatan dan lakukan terus sampai kemerahan sembuh. DAFTAR PUSTAKA 1. Budi Nike Subakti, dkk. Buku Saku Managemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat dan Bidan. Jakarta : EGC, 2007. 2. FK_UI. Ilmu Kesehatan Anak. 1985 3. Cunningham (2006). Obstetri Williams. Alih Bahasa : dr. Andy Hartono, dkk. Jakarta. EGC. 4. Bonny, D Mila, M (2005). 40 Hari Pasca Persalinan : Masalah dan Solusinya, Jakarta, Puspa Suara. 5. Abdul Bari Saifudin, dkk (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar