Selasa, 04 Juni 2013

Perubahan Fisiologis Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu terutama pada ibu nifas, merupakan tanggung jawab kita bersama, baik sebagai pelayan kesehatan maupun pemerintah. Adanya anggapan di masyarakat yang memandang masa nifas adalah hal yang alami. Kkondisi ibu nifas akan pulih dengan sendirinya secara alami, membuat kita tidak memperhatikan kondisi itu. Pada masa nifas juga merupakan periode yang sangat penting bagi kelanjutan masa reproduksi seorang wanita. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah memberikan kebijakan program nasional sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu nifas yaitu paling sedikit empat kali kunjungan pada masa nifas. B. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk mengembangkan pengetahuan tentang perubahan fisiolopgis yang terjadi pada masa nifas. 2. Untuk menambah wawasan kita sebagai mahasiswi Akademi Kebidanan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya tentang perubahan fisiologis pada masa nifas. 3. Sebagai pemenuhan tugas darimata kuliah Askeb III (Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas). C. MANFAAT PENULISAN 1. Untuk mahasiswa, sebagai bahan pembelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan. 2. Untuk instansi, sebagai referensi dalam kegiatan perkuliahan untuk mencapai peningkatan mutu dan kualitas mahasiswa dalam mencapai akreditasi. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN MASA NIFAS Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim,sampai enam minggu berikutnya,disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan ,yang mengalami perubahan pada saat hamil dan melahirkan. Adapun perubahan-perubahan pada masa nifas meliputi perubahan pada sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler dan lain-lain. B. PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL Perubahan muskuloskeletal atau diatesis rectie abdominis dibagi menjadi : 1. Diatesis Setiap wanita nifas memiliki derajat diatesis atau konstitusi yaitu keadaan tubuh yang membuat jaringan-jaringan tubuh bereaksi secara luar biasa terhadap rangsangan-rangsangan luar tertentu, sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakit-penyakit tertentu. Demikian juga dengan adanya rectie/muskulus rektus yang letaknya terpisah dari abdomen. Seberapa diatesis terpisah ini tergantung dan beberapa faktor termasuk kondisi umum dan tonus otot. Sebagian besar wanita melakukan ambulasi atau bisa berjalan 4-8 setelah post partum. Ambulasi dini dianjurkan untuk menghindari komplikasi, meningkatkan involusi dan meningkatkan cara pandang emosional. Relaksasi dan penigkatan mobilitas artikulasi pelvic terjadi dalam 6 minggu setelah melahirkan. Motilisasi atau gerakan dan tonus otot gastrointestinal kembali kekeadaan sebelum hamil dalam 2 minggu setelah melahirkan. Konstipasi umumnya terjadi selama periode post partum awalnya karena terjadi penurunan tonus otot, rasa tidak nyaman pada perineum dan kecemasan. Haemoroid adalah peristiwa yang lazim pada periode post partum disebabkan adanya tekanan pada dasar panggul saat mengejan selama proses persalinan. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang banyak, tetapi sel-selnya sendiri jelas berkurang ukurannya. 2. Abdominis dan peritoneum Akibat peritoneum berkontraksi dan retraksi pasca persalinan dan juga beberapa hari setelah itu, peritoneum yang membungkus sebagian besar dari uterus membentuk lipatan-lipatan dan kerutan-kerutan. Ligamentum dan rotundum, sangat lebih kendor dari kondisi sebelum hamil. Memerlukan waktu lama agar dapat kembali normal seperti semula. Dinding abdomen tetap kendor untuk sementara waktu, hal ini disebabkan karena sebagai konsekuensi dari putusnya serat-serat elastis kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat pembesaran uterus selama hamil. Pemulihannya harus dibantu dengan cara berlatih. Pasca persalinan dinding perut menjadi longgar, disebabkan karena teregang terlalu lama. Namun demikian umumnya akan pulih dalam waktu 6 minggu. C. PENANGANAN PADA PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL Perubahan pada masa nifas khususnya perubahan muskuloskeletal walaupun merupakan perubahan fisiologis tetapi bila tidak kelola dengan baik maka hasilnya tidak akan maksimal. Adapun penanganan yang dapat kita lakukan antara lain : 1. Menganjurkan istirahat yang cukup Anjurkan ibu nifas untuk beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Dengan istirahat yang cukup akan sangat membantu mempercepat pulihnya otot-otot rahim. 2. Mengajarkan latihan-latihan ringan Mengajarkan pada ibu nifas tentang pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal.Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggungnya. Macam-macam latihan ringan: a. Dengan tidur terlentang tangan disamping,menarik otot perut selagi menarik nafas tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada,tahan satu hitungan sampai 5 dan ulangi 10 kali (dilakukan setiap hari). b. Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel. c. Dengan melakukan senam nifas . BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Perubahan fisiologis pada masa nifas adalah hal yang alami, tetapi bila tidak dikelola dengan baik hasilnya tidak akan maksimal. 2. Kesadaran masyarakat terutama ibu nifas untuk berperilaku hidup sehat selama masa nifas perlu ditingkatkan melalui asuhan kebidanan selama hamil, melahirkan, maupun masa nifas. 3. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima layanan kesehatan yang memberikan manfaat bagi mereka lebih diutamakan melalui promosi kesehatan. B. SARAN 1. Dengan membaca makalah ini ibu nifas diharapkan dapat memahami dan mengenal tentang perubahan fisiologis pada masa nifas terutama perubahan muskuloskeletal sehingga dapat melakukan latihan-latihan ringan untuk mengembalikan kondisi. 2. Bagi pelayan kesehatan terutama bidan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas secara menyeluruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar