Selasa, 04 Juni 2013

Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN PENCEGAHAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT DIARE PADA BAYI DAN BALITA A. Judul (Topik) Pencegahan dan pertolongan pertama penyakit diare pada bayi dan anak balita B. Sasaran Ibu-ibu yang mempunyai bayi dan anak balita C. Waktu Pelaksanaan Minggu, 26 Mei 2013 pukul 10.30 WIB D. Tempat Balai Dusun Balong E. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang diare pada bayi dan balita, ibu-ibu mampu melakukan pencegahan dan penanggulangan diare secara benar. 2. Tujuan Khusus Setelah megikuti kegiatan penyuluhan ibu-ibu dapat: a. Menjelaskan pengertian diare b. Menyebutkan penyebab terjadinya diare c. Menyebutkan tanda gejala diare d. Mengetahui tanda kekurangan cairan e. Menjelaskan cara pencegahan diare f. Mampu memberikan pertolongan pertama pada bayi balita yang terkena diare F. Materi Penyuluhan 1. Pengertian diare 2. Penyebab diare 3. Tanda dan gejala diare 4. Tanda kekurangan cairan 5. Cara pencegahan diare 6. Pertolongan pertama pada bayi balita yang terkena diare G. Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab H. Media 1. LCD 2. Power point 3. Gelas dan sendok 4. Air putih 5. Gula 6. Garam I. Jadwal Kegiatan Penyuluhan NO Kegiatan Materi Waktu 1. 2. 3. 4. Pembukaan Ceramah dan Demonstrasi Evaluasi Penutup a. Perkenalan b. Penyampaian judul materi c. Kontrak waktu a. Pengertian diare b. Penyebab diare c. Tanda dan gejala diare d. Tanda kekurangan cairan e. Cara pencegahan diare f. Pertolongan pertama pada bayi balita yang terkena diare g. Demonstrasi pembuatan oralit h. Memberikan kesempatan bertanya Pertanyaan lisan a. Pengertian diare b. Penyebab diare c. Tanda dan gejala diare d. Tanda kekurangan cairan e. Cara pencegahan diare f. Pertolongan pertama pada bayi balita yng terkena diare g. Mendemonstrasikan pembuatan oralite Kesimpulan Mengucapkan salam 2 menit 17 menit 9 menit 2 menit EVALUASI Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan diare ? 2. Sebutkan penyebab diare ! 3. Sebutkan tanda dan gejala diare ! 4. Sebutkan tanda-tanda kekurangan cairan ! Jawaban : 1. Diare adalah suatu gangguan saluran pencernaan berupa perubahan frekuensi buang air besar serta bentuk dan konsistensi tinja yaitu frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, tinja lebih encer atau cair, peningkatan berat tinja lebih dari 200 gram perhari. 2. Penyebab diare : a. Faktor instrinsik Faktor intrinsik atau faktor penjamu antara lain: genetik, umur, jenis kelamin, keadaan fisiologis, kekebalan, maupun sifat-sifat dari manusia itu sendiri. b. Faktor ekstrinsik Faktor ekstrinsik berasal dari faktor lingkungan baik berupa lingkungan fisik, biologis, maupun sosial ekonomi, termasuk didalamnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. 3. Tanda dan gejala diare : Mual dan muntah, panas, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam 4. Tanda kekurangan cairan : • Rasa haus • Hilangnya selera makan • Turunnya berat badan • Kulit, bibir dan lidah kering. • Mata tampak besar dan cekung. • Menangis tetapi tidak keluar air mata. • Tubuh lemah. • Suara lemah, sulit bernafas. • Nadi lemah dan cepat. • Perabaan kulit dingin. • Air kencing sedikit dan berwarna lebih gelap atau anak jarang kencing. • Tanda – tanda penurunan kesadaran atau disertai kejang. MATERI DIARE PADA BAYI DAN BALITA Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan dehidrasi. Diare di negara – negara berkembang merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kematian pada anak, oleh sebab itu WHO sampai saat ini masih berjuang untuk mengatasi adanya diare dan sampai sekarang ini sudah menunjukan adanya kemajuan dalam mengurangi adanya kasus diare. Diare adalah suatu gangguan saluran pencernaan berupa perubahan frekuensi buang air besar serta bentuk dan konsistensi tinja yaitu frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, tinja lebih encer atau cair, peningkatan berat tinja lebih dari 200 gram perhari. Menurut Suharyono (1991), penyebab terjadinya diare dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Faktor instrinsik Faktor intrinsik atau faktor penjamu antara lain: genetik, umur, jenis kelamin, keadaan fisiologis, kekebalan, maupun sifat-sifat dari manusia itu sendiri. b. Faktor ekstrinsik Faktor ekstrinsik berasal dari faktor lingkungan baik berupa lingkungan fisik, biologis, maupun sosial ekonomi, termasuk didalamnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Selain faktor-faktor diatas, sifat-sifat mikro organisme sebagai agen penyebab penyakit juga merupakan faktor penting dalam proses timbulnya penyakit infeksi. Sifat-sifat mikro organisme tersebut antara lain: patogenitas, virulensi, tropisme, serangan terhadap penjamu, kecepatan berkembang biak, kemampuan menembus jaringan, kemampuan memproduksi toksin dan kemampuan menimbulkan kekebalan. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala diare adalah mual dan muntah, panas, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam (Depkes, 1992). Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu: berat badan menurun, turgor berkurang. Dapat juga terjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat, dan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik dan hipertonik (PetrusA, 1990). Adapun tanda – tanda bahaya seseorang yang mengalami kekurangan cairan tubuh yaitu: 1. Rasa haus 2. Hilangnya selera makan 3. Turunnya berat badan 4. Kulit, bibir dan lidah kering. 5. Mata tampak besar dan cekung. 6. Menangis tetapi tidak keluar air mata. 7. Tubuh lemah. 8. Suara lemah, sulit bernafas. 9. Nadi lemah dan cepat. 10. Perabaan kulit dingin. 11. Air kencing sedikit dan berwarna lebih gelap atau anak jarang kencing. 12. Tanda – tanda penurunan kesadaran atau disertai kejang. Pencegahan Diare Menurut (Depkes, 1992), pencegahan peredaran bahaya diare sesungguhnya dapat dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat, yaitu dengan cara: a. Membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. b. Membuang hajat pada jamban. c. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis. d. Meningkatkan daya tahan tubuh melalui peningkatan status gizi. e. Penggunaan air yang tepat untuk kebersihan dan minuman yang bebas dari kuman. f. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Akibat diare tubuh kehilangan banyak air dan garam. Orang dapat meninggal akibat kekurangan air dan garam yang terlalu banyak, terutama pada bayi dan anak. Bila menemui seseorang yang memiliki kriteria dan tanda – tanda seperti diatas. Maka pertolongan pertama yang perlu dilakukan adalah : 1. Memberi larutan oralit atau penggantinya misalnya larutan gula garam. 2. Asi tetap diberikan bila anak masi menyusu. 3. Memberi makanan lunak dan mudah dicerna dengan kadar cairan yang lebih banyak. Jika diare yang dialami anak tidak juga sembuh atau semakin parah maka harus segera dibawa ke Unit Pelayanan Kesehatan. Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin. Tabel 1. Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin Larutan Garam-Gula Larutan Garam-Tajin Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang. Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan. Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan. Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret. Tabel 2. Pengobatan diare di rumah Derajat dehidrasi Jenis cairan Jumlah cairan Jadwal pemberian Belum dehidrasi • Cairan rumah tangga atau oralit • 10 ml per kg berat badan setiap kali mencret • 24 jam Dehidrasi ringan • Oralit • 50 ml per kgbb • 10 ml per kgbb tiap mencret • 3 jam • 24 jam Dehidrasi sedang • Oralit • 100 ml per kgbb • 10 ml per kgbb tiap mencret • 3 jam • 24 jam Dehidrasi berat Segera dibawa ke Puskesmas atau RS karena anak perlu mendapat infuse Sumber buku Suriadi dan Rita Yuliani (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1. Jakarta : Sagung Seto. Ngastiyah. (2000). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC. Rosa M Sacharin. (1999). Prinsip Perawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar